SURABAYA-KUALA LUMPUR-DOHA (Turkey Journey...1)
Barang Bawaan
Satu minggu sebelum
keberangkatan, kami sudah menyiapkan barang bawaan, karena kami traveling di
bulan Maret, rata-rata suhu di Istanbul masih sekitar 10°C, jadi kami membawa
jaket tebal yang memakan tempat di koper. Singkatnya barang bawaan kami terdiri
dari :
1. Koper
roda 4
Kenapa roda 4,
karena lebih mudah dimobilisasi. Kami membawa koper besar dan koper kecil,
koper besar yang terdiri dari 2 sekat, kami bagi rata untuk baju masing-masing,
kemudian koper kecil khusus untuk jaket tebal, syal, dan printilan seperti kaos
kaki dan perlengkapan mandi.
Kami pergi dari
Surabaya-Kuala Lumpur-Doha-Cappadocia-Istanbul-Kuala Lumpur-Surabaya, sejak
Jumat sampai Minggu, bila keduanya termasuk dalam hitungan, maka total ada 10
hari. Untuk baju, total baju yang kami bawa ada 5 pasang. Hitungan kami untuk
baju, hanya pada hari yang terdapat jadwal seharian penuh atau 24 jam itu baru
terhitung membutuhkan 1 pasang baju. Selain itu, untuk menghemat tempat, celana
jeans hanya membawa 2, jadi walaupun terhitung 1 pasang baju, tapi tidak harus
semua harus ganti di keesokan harinya. Yang wajib ganti pastinya baju dalam dan
atasan.
3. Perawatan
Kulit dan Perlengkapan Mandi
Dengan suhu
rata-rata 10°C, kulit sudah pasti akan sulit menyesuaikan diri, oleh karenanya,
yang wajib dibawa adalah Vaseline, jenis petrolatum, karena terbukti ampuh
melindungi kulit kering kronis akibat suhu dingin. Saya tidak memakai pelembab
lain, karena cukup hanya Vaseline itu sudah bisa dipakai untuk bibir dan kulit.
Oh ya hand cream wangi juga saya bawa untuk ditaruh di tas bawaan.
Untuk melindungi
kegosongan akibat sering jalan-jalan, nomor 2 yang wajib dibawa adalah tabir
surya. Terkadang di udara dingin, saya tidak merasa kepanasan atau terbakar
matahari. Tapi sesampai di Indo, baru shock karena wajah gosong.
Perlengkapan mandi
cukup bawa beberapa items berukuran maksimal 100 mL untuk menghemat tempat.
Tidak perlu bawa banyak karena saya tipe wanita yang tidak masalah pakai
amenities hotel. Kalau memang disediakan hotel, tak ada salahnya dipakai,
lumayan bisa menghemat barang kita sendiri untuk bisa dipakai saat traveling
selanjutnya, hehehe.
4. Tas
Tangan dan Tas Punggung
Tiap traveling,
bawaan tangan wajib dibatasi, saya hanya membawa 1 sling bag kecil yang sangat
praktis, isinya adalah barang-barang pilihan yang berbentuk pipih. Seperti
kantong uang, charger, headset, bedak, lipstick,
Vaseline, paspor, tissue kering, tissue basah, tolak angin dan minyak kayu
putih. Oh iya satu lagi smartphone. Saya tidak membawa dompet karena dompet
saya gendut dan panjang. Sling bag andalan saya berwarna hitam dan hanya ada 1
bukaan menggunakan zipper, ada
kompartemen pipih di depan dan belakang, dengan bukaan magnet. Bukaan
magnet sangat praktis untuk traveling karena kecepatan buka-tutupnya
mengalahkan bukaan apapun.
Kalau suami membawa
satu tas crossbody kecil dan tas
punggung. Namun pada saat keberangkatan, tas punggung tidak dipakai melainkan
dimasukkan kedalam koper besar. Tujuannya untuk membawa kelebihan muatan koper
pada saat pulang nanti.
Jumat (Kantor-Juanda Int’l Airport-Kuala Lumpur Int’l Airport)
Kamis malam adalah waktu final packing
kami. Karena kami berangkat ke bandara langsung sepulang kantor. Seluruh barang
bawaan telah tertata rapi pada Jumat pagi, dan kami tempatkan di bagasi mobil.
Pulang kantor, kami bersiap
memakai baju “perang”, baju ternyaman yang kami pilih. Saya pakai celana
palazzo dan sweater rajut lengan panjang, dan syal gratisan Uniqlo pemberian
dari kakak. Ya, kami harus pakai baju nyaman karena kami bakal “bermalam” di
KLIA (Kuala Lumpur Int’l Airport).
Mobil diputuskan untuk diparkir
di bandara, agak costly karena mobil bermalam lumayan lama. Di Terminal 2
Bandara Juanda, kami pilih parkiran yang menginap, disana ada persewaan cover
mobil juga, tapi kami sudah membawa dari rumah supaya lebih hemat.
Penerbangan SUB-KUL kami menggunakan Air Asia pada jam 20:50, namun kami sudah cabut dari kantor jam 17:00 teng. Sholat Magrib dan Isya di Terminal 2 Bandara Juanda. Tidak makan malam karena masih kenyang, ohh karena tergoda bakery bandara, akhirnya beli roti Tous Le Jours. Padahal tidak usah beli pun tak apa. Duduk sejenak di kursi bakery, sambil bergantian mengosongkan perut di Toilet. Leyeh-leyeh sebentar, lalu lanjut masuk proses imigrasi.
Selesai imigrasi, kami menunggu
ke Gate, rasa lelah dan mengantuk agak sedikit hilang karena euphoria
traveling. Sesekali kami nonton Youtube untuk mengisi waktu. Di Gate maskapai
Air Asia, banyak tipikal anak muda traveler, sayup-sayup terdengar mereka
ngobrol mau traveling ke Jepang. Air Asia adalah maskapai budget yang paling hits
di kalangan budget traveler, dibandingkan bila memilih connecting flight
melalui Bandara Changi-Singapore, dari pengalaman kami traveling maupun hanya
sekedar iseng cek harga di aplikasi SkyScanner, memang lebih hemat bila dari
Kuala Lumpur-Malaysia.
Untuk lebih
menghemat biaya tiket peswat, suami saya seringkali memanfaatkan BIG POIN dari
Air Asia, dan sering pula dapat tiket gratis, hanya perlu membayar airport tax,
bagasi, serta inflight meal. Karena Air Asia adalah maskapai budget, maka harga
tiket yang kami beli tidaklah full service, melainkan kami perlu membayar lagi
untuk bagasi dan makanan dan minuman. Nah supaya lebih hemat lagi, penerbangan
kami dari SUB-KUL tidaklah perlu membeli bagasi maupun makanan, bagasi hanya
kami beli sesuai kebutuhan, bagasi berangkat kami beli untuk 1 orang dan bagasi pulang baru kami beli untuk 2 orang, selain itu makanan hanya kami beli saat
penerbangan jarak jauh (diatas 4 jam) hehehe. Beli bagasi dan makanan, jauh
lebih hemat dibeli secara online, bukan pada saat sudah di bandara (untuk
bagasi), ataupun pada saat sudah di dalam pesawat (untuk makanan).
Tiket dari SUB-KUL low fare kami.
Detail biaya tiket, tercatat kami hanya membayar airport tax untuk 2 orang, bagasi 25 Kg, nasi lemak, chicken rice, dan air mineral 2 botol, total Rp 721.800,-. Biaya tiketnya sendiri GRATIS.
Saat boarding tiba, kami termasuk
tipe penumpang santai, yang menunggu antrian boarding sambil duduk, tapi tetap
bolak-balik menoleh kearah antrian, kalau antrian sudah agak separuh jalan baru
kami ikut antri. Setelah masuk pesawat, pasang syal, seatbelt, beri kabar orang
tua, matikan hape, lalu bersiap tiduuuur.
Sabtu (Kuala Lumpur Int’l Airport-Hamad Int’l Airport)
Jam 00:25 local time kami tiba di
KLIA 2. KLIA 2 adalah terminal khusus low cost carrier. Tempatnya nyaman,
seperti bandara pada umumnya, bagi kami yang membuat nyaman adalah banyak
mushola, free wifi, dan food court 24 jam. Langganan kami istirahat disana
adalah Quizinn, food court bandara paling nyaman, karena ada teh tarik dan
banyak makanan halal, satu lagi yang pasti harga makanan dan minumannya
affordable sekaliii, teh tarik hanya seharga RM 3 (sekitar IDR 12.000) dan makanan pun banyak yang seharga IDR 30.000-an. Selain itu, selama beberapa kali kami tidur di kursi panjangnya,
tidak ada petugas yang mengusir. Banyak sesama traveler yang menunggu
penerbangan pagi, yang juga sama-sama tidur di kursi food court.
Quizinn food court adalah satu-satunya foodcourt di KLIA 2. Lokasinya ada di gateway, tepatnya ada di lokasi umum, yang bisa dijangkau oleh seluruh penumpang. Bila baru landing, maka Quizinn dapat dijangkau setelah proses imigrasi, dan bila akan depart, maka Quizinn pun dapat dijangkau langsung setelah memasuki KLIA 2, lalu naik eskalator ke lantai 2.
Quizinn food court adalah satu-satunya foodcourt di KLIA 2. Lokasinya ada di gateway, tepatnya ada di lokasi umum, yang bisa dijangkau oleh seluruh penumpang. Bila baru landing, maka Quizinn dapat dijangkau setelah proses imigrasi, dan bila akan depart, maka Quizinn pun dapat dijangkau langsung setelah memasuki KLIA 2, lalu naik eskalator ke lantai 2.
Karena kami hanya berdua, jadi
saat tidur di kursi food court harus pakai sistem shift alias bergantian,
karena kalau dua-duanya tidur, siapa yang jaga barang bawaan, fiuhhh. Sampai di
food court, cari kursi andalan, yaitu semacam sofa bed, walaupun sofanya
melingkar alias bentuknya bulat, tapi lumayan nyaman buat tidur darurat hihihi.
Untunglah kami membawa bantal leher. Selama menunggu pagi,
kami bergantian tidur, nonton youtube, beli teh tarik, terutama suami pasti
beli makan nasi kandar porsi besar di stand mas-mas India yang rajin bersih-bersih melulu padahal sudah tengah malam.
Begini penampakan kami saat leyeh-leyeh di food court, ini saat shift tidur saya.
Penerbangan lanjutan kami rute
KUL-DOH-IST (Kuala Lumpur-Doha-Istanbul) menggunakan maskapai Qatar Airways jam 09:15 local
time, bila dihitung secara kasar, waktu tunggu kami 9 jam, tapi tidak berasa sama sekali karena kepotong imigrasi
dan jalan kaki dari dan ke Terminal tempat Gate Kedatangan maupun
Keberangkatan, plus kami juga harus bangun pagi untuk bersih-bersih badan tapi bukan mandi melainkan sikat gigi, cuci muka dan mengganti pakaian yang dirasa kotor, untuk kemudian bersiap solat Subuh, lalu sarapan hehee.
Detail rincian penerbangan round trip kami, lebih ringkas karena semua tercantum dalam satu lembar tiket. Tujuan KUL-DOH-IST dan IST-DOH-KUL. Qatar Airways bukanlah maskapai budget, melainkan maskapai full service, maka biaya yang kami bayar sudah termasuk bagasi untuk masing-masing penumpang sebesar 30 Kg, dan inflight meal untuk 2 orang yang disajikan 2 kali. Legaaaaaa...
Karena transit di Doha lumayan
lama dan kami juga memanfaatkan fasilitas free city tour dari Qatar Airways,
maka akan saya ceritakan dalam post tersendiri.
Lanjuttt --- Transit dan City Tour di Doha ---
Photo credit : captured by Rosihan Arief with Sony Alpha 5000
Photo credit : captured by Rosihan Arief with Sony Alpha 5000
Comments
Post a Comment