MENYUSURI ISTANBUL KOTA TUA (TURKEY JOURNEY...4-1)


Tibalah kami pada hari Selasa, 7 Maret 2017,  mendarat di Istanbul pada jam 11:40. Waktu traveling kami kali ini lumayan longgar, karena kami punya waktu hingga hari Sabtu siang, agak berbeda dengan traveling sebelumnya, yang kejar-kejaran dengan jadwal harian, kali ini kami pun tidak menyiapkan itinerary, karena hotel kami di Istanbul berada di bagian kota tua, dimana berkumpul mayoritas tujuan wisata dengan jarak yang berdekatan satu sama lain, sehingga dapat ditempuh dengan berjalan kaki.

Selasa - Hotel Best Western Empire Palace


Bagian depan hotel dan trem yang sedang melintas

Seperti biasa, yang bertugas memesan akomodasi adalah suami, dan hotel yang terpilih adalah Best Western Empire Palace, yang dipesan melalui https://goo.gl/rUCCtB. Tarif kamar hotel per malam sangat ramah dikantong, Rp 400.000 sudah termasuk sarapan pagi buffet dengan menu a la Turki, kami dapat tarif hemat karena pas kebetulan ada diskon dari aplikasi juga sih hehe.

Jarak tempuh dari bandara ke hotel memakan waktu 50 menit melalui transportasi umum, yaitu metro. Sebelum naik metro, kami membeli Istanbulkart, yang merupakan kartu uang isi ulang elektronik yang digunakan sebagai alat pembayaran https://goo.gl/EMMLZf. Ada beberapa pilihan jalur untuk menuju hotel, namun kami memilih jalur Ataturk Airport - Zeytinburnu Station (pindah dari metro ke tram) - Gulhane Station. Jalur kami melewati Grand Bazaar, Hagia Sophia, Blue Mosque dan Topkapi Palace.

Sesampai di hotel, kami segera check in, dan menaruh koper, pak resepsionisnya ramah dan helpful sekali, tanggap dan tangkas dalam melayani hehe. Sebelum bersiap jalan-jalan keluar hotel, kami menunggu paket sewa wireless wifi kami diantar, kami memesan sewa wireless wifi disini https://goo.gl/nduYYV, dengan harga USD 22,98 selama 3 hari.

Setelah wireless wifi datang, kami lanjut jalan keluar hotel, dengan tujuan pertama adalah Hagia Sophia.

Selasa - Hagia Sophia


Lukisan di langit-langit Hagia Sophia

Untuk lebih menghemat masuk ke berbagai museum, kami membeli kartu Istanbul Museum Pass dengan harga TL 85. Dengan Museum Pass tersebut, kami dapat memasuki 8 museum dan berbagai diskon untuk atraksi lain, lebih lengkapnya disini https://goo.gl/mkYWgT. Sebagai pembanding, tanpa Museum Pass, tiket masuk ke Hagia Sophia adalah TL 40, separuh dari harga Museum Pass sendiri.

Hagia Sophia dapat dikatakan sebagai atraksi utama di Istanbul. Sejarah pembangunan bangunan tua ini dimulai sejak tahun 360 M, oleh penguasa saat itu, Kaisar Konstantios, kemudian sempat hancur karena terjadi pemberontakan oleh rakyatnya. Rekonstruksi Hagia Sophia dimulai pada tahun 415 M oleh Kaisar Theodosios, namun hancur lagi karena pemberontakan. Oleh Kaisar Justinianos pada tahun 532 M, pembangunan dilanjutkan untuk mengembalikan kemegahannya. Dinding Hagia Sophia dipenuhi oleh gambar mosaic dari bebatuan alam dan kaca yang didominasi oleh warna terracota, emas dan silver, yang didatangkan dari berbagai tempat dari seluruh dunia.

Selama masa kekuasaan bangsa Romawi, Hagia Sophia berfungsi sebagai gereja kekaisaran, yang digunakan pula sebagai tempat penobatan Kaisar. Sempat hancur saat masa pendudukan bangsa Latin, pada saat terjadi Perang Salib antara tahun 1204 hingga 1261, namun kembali direbut oleh bangsa Romawi pada tahun 1261.

Pada masa penaklukan Konstantinopel oleh Sultan Mehmed Al Fatih pada tahun 1453, Hagia Sophia beralih fungsi menjadi masjid. Perbaikan dan pembangunan Hagia Sophia berlanjut. Pada bagian dalam ditambahkan mihrab dan mimbar. Bagian luar ditambahkan menara, dan juga dibangun madrasah. Bagian langit-langit terdapat kaligrafi berdiameter 8 meter, masing-masing bertuliskan  Allah (سبحانه وتعالى), Muhammad (ﷺ), Abu Bakar (رضي الله عنه), Umar (رضي الله عنه), Usman (رضي الله عنه),  Ali (رضي الله عنه), Hasan (رضي الله عنه) dan Husein (رضي الله عنه). 

Puncaknya, sejak tahun 1935 hingga saat ini, fungsi Hagia Sophia beralih menjadi museum oleh Mustafa Kemal Ataturk.

Menyusuri bagian dalam Hagia Sophia, atmosfernya terasa sakral, walaupun banyak turis berada didalamnya, suasanya tetap terasa hening. Serasa semua merasakan sejarah kemegahan bangunan ini. Walaupun sedang berlangsung restorasi di dalam Museum, namun kami tetap dapat menikmati bangunan ini dengan seksama.

Di depan Hagia Sophia

Selasa - Blue Mosque


Blue Mosque atau Sultanahmet Camii

Blue Mosque atau Sultan Ahmed Mosque terletak tepat diseberang Hagia Sophia, diantara kedua bangunan tersebut, terdapat taman besar lengkap dengan bunga, air mancur, kursi taman, serta penjual roti Simit. Bangunan ini dibangun antara tahun 1609-1619 dan memiliki 6 menara. Tidak hanya masjid, namun di kompleks ini juga terdapat madrasah, sekolah dasar, dan juga bazaar (pasar).

Tempat wudhu pria dan wanita berada dalam lokasi yang terpisah, disediakan sabun cair namun tidak tersedia sandal, sehingga harus membawa tissue untuk mengeringkan kaki setelah wudhu. Kami berwudhu dengan duduk, dan air wudhu terasa sangat dingin di wajah. Bagian dalam masjid boleh dimasuki oleh pengunjung baik yang akan beribadah maupun tidak, terkecuali pada waktu sholat, hanya yang akan menunaikan sholat saja yang diijinkan masuk.

Ruang utama masjid sangat luas, bagian lantai terpasang karpet tebal berwarna merah, bagian langit-langit terdapat lampu gantung bundar dengan diameter yang besar, dengan jumlah lampu yang sangat banyak.

Selasa - Basilica Cistern


Bagian dalam Basilica Cistern

Adalah tandon air umum bawah tanah yang dibangun oleh Kaisar Justinianus sekitar pertengahan tahun 500 M. Tiket masuk yang kami bayar seharga TL 15 (tidak ter-cover dalam Museum Pass), dan kami tiba saat sudah mepet hampir tutup, yaitu jam 17:00. Jadi kami masuk dengan cepat, menyusuri jalan utama yang dikelilingi ribuan pilar. Air didalamnya masih mengalir memenuhi ruangan namun dengan ketinggian yang tidak seberapa. Atraksi utama di sini adalah pilar berkepala medusa terbalik, letaknya di ujung terjauh yang boleh dilalui oleh turis. Karena lokasinya di pojok dalam, dan terdengar air mengalir deras, dengan lampu yang sangat remang, suasananya jadi spooky, untunglah masih banyak orang, lalu kami buru-buru naik keluar. Sambil membayangan terjebak di dalamnya dan airnya membludak, :~~

Selasa - Balkan Lokantasi


Pilihan lauk di Balkan Lokantasi


Setelah merangkum beberapa pilihan resto dari blog dan vlog, plus karena kami rindu nasi, maka kami memilih resto ini, yang ternyata jaraknya dekat dari hotel, wah leganyaaa. Pilihan lauknya banyak, semacam Resto Padang, karena menu sudah siap, kami tinggal pilih-pilih yang terlihat sedappp dan ramah dilidah.

Diantara resto yang berjajar, resto ini paling ramai dikunjungi. Kami antri dengan manis, namun saat tiba waktunya kami memilih makanan, kami harus cepat dan sigap menentukan pilihan karena sungkan dengan pelanggan lain kalau kelamaan. Setelah memilih makanan, dan air mineral, kami membayar di kasir, daaaan ternyata memang harganya reasonable sekali, per orang antara Rp 30.000-Rp 50.000,-. Rasanya pun enak, kami memilih nasi (nasinya berasa semacam nasi uduk), lauk daging sapi atau ayam dan sayur. Setelah kenyang, kami kembali jalan kaki ke hotel untuk berhibernasi.

Lanjut di Turkey Journey...4-2 untuk hari kedua, dan hari selanjutnyaaa yaaaa :D


Photo credit : captured by Rosihan Arief with Sony Alpha 5000

Comments

  1. Iron Dragon - Titanium White Dominus. Game
    Iron Dragon is a titanium gr 2 medium-sized video titanium price game that has the same cool design titanium auto sales as the most popular roleplaying titanium hammers game, Iron Dragon. Set with a few hundred t fal titanium pan

    ReplyDelete

Post a Comment