DARI SEJARAH KE BELANJA (TURKEY JOURNEY...4-3 End)

Kamis, 9 Maret 2017, saatnya membagi waktu antara jalan-jalan dan beli souvenir, kami terbiasa menyediakan waktu dipenghujung traveling, khusus untuk sedikittt beli-beli. Pagi hari, kami bersiap jalan ke arah Eminonu, dekat dengan Galata Bridge seperti hari kemarin.

Kamis - Suleymaniye Mosque
Suleymaniye Mosque

Untuk menuju ke Suleymaniye Mosque, kami memutuskan berjalan kaki dengan jarak tempuh 1,3 Km. Lumayan pagi-pagi sambil mendaki gunung lewati lembah, jalannya memang naik turun, karena masjid ini berada di salah satu bukit di Istanbul. 

Suleymaniye Mosque telah berdiri sejak tahun 1557, saat ini merupakan masjid terbesar kedua di Istanbul, dibangun oleh Sultan Suleiman, Sultan Utsmaniyyah yang ke-10. Arsitektur bangunan terinspirasi dari bangunan Dome Of The Rock di Yerussalem. 

Untuk menuju ke bangunan utama masjid, kami berjalan memutari pagar kompleks, lalu ada gerbang menuju belakang masjid, melewati bangunan madrasah. Karena masih pagi, lingkungan sekitar masjid masih sepi, terdapat seorang penjaga di dalam hall utama masjid. Saya dan suami menikmati kompleks masjid secara terpisah, saya lebih fokus ke dalam ruangan masjid, untuk melihat dan merasakan karpetnya, lampunya, dan keramiknya.

Kamis - Topkapi Palace

Letak Topkapi Palace dekat dengan hotel, maka kami lanjut berjalan berbalik arah. Keluar dari Suleymaniye, kami jalan dulu melewati Galata Bridge, di sekitar jembatan ada banyak resto yang berjualan Balik Ekmek atau roti isi ikan panggang, berhubung masih kenyang karena sarapan pagi, maka kami skip beli.

Resto Balik Ekmek

Topkapi adalah istana utama pada masa Utsmaniyah, istana ini dibangun atas perintah Sultan Mehmed II atau dikenal dengan Muhammad Al Fatih, penakluk Kostantinopel. Istana ini digunakan selain untuk tempat tinggal keluarga Sultan, juga sebagai tempat perhelatan acara kenegaraan. Istana ini telah digunakan selama 600 tahun, hingga berdirinya Dolmabahce.

Salutation Gate

Kompleks Topkapi sangat luas, terdapat 4 area utama yang terdiri dari beberapa bangunan. Memasuki gerbang utama, terdapat pemeriksaan tas, dan juga penyewaan audio petunjuk lokasi istana dalam berbagai bahasa. Bangunan pertama yang kami masuki adalah bangunan untuk tempat pertemuan antara Sultan dengan utusan kerajaan lain (Council Chamber).

Selanjutnya kami memasuki bangunan yang didalamnya tersimpan perlengkapan persenjataan seperti baju zirah, pedang, kapak, pelindung kepala, yang telah digunakan pada beberapa periode khalifah mulai dari Umayyah, Abbasiyah, Mamluk, Persia, hingga Utsmaniyah sendiri.

Second Courtyard

Terdapat bangunan berisi benda-benda pribadi peninggalan Nabi Muhammad, keempat sahabat, serta baju Fatimah. Pada masa Sultan, bangunan ini hanya boleh dimasuki sekali dalam setahun, yaitu pada tanggal 15 bulan Ramadan. Bangunan ini adalah bangunan dengan pengunjung terbanyak, terdapat aturan masuk ke ruangan ini, yaitu dilarang berfoto dan dilarang berisik.

Salah satu ruangan di dalam Harem

Bagian yang paling saya suka adalah bangunan Harem, yaitu bangunan rumah tempat tinggal pribadi Sultan beserta keluarga. Untuk mencapai bangunan ini, kami berjalan lumayan berputar-putar, karena letaknya sedikit tersembunyi. Saya masuk bangunan sendiri, suami menunggu diluar. Bangunan Harem sangat luas dengan ratusan ruang, nuansa kuno sangat terasa disini, dengan pengunjung yang terpisah-pisah dan kebanyakan wanita, jadi agak merinding juga hehe.

Kamis - Sehzade Cag Kebab
Resto Sehzade Cag Kebap

Puas menyusuri Topkapi, kami kelaparan, dan langsung menuju ke resto kebab kambing di dekat hotel. Kami memilih resto ini karena banyak direkomendasikan oleh food vlogger, bahkan oleh blogger Turki sendiri. Sesampai di resto, karena ramai sekali, kami menunggu sebentar untuk dapat tempat duduk. Setelah dapat, kami pesan menu utama yaitu kebab kambing, satu porsi kebab terdiri dari 2 tusuk kambing panggang, roti pipih, dan sayuran. Daging kebab disini tidak digulung didalam roti, melainkan dipotong tipis-tipis, sambil ditusuk. Untuk para bapak-bapak, kebanyakan mereka akan memesan tusukan tambahan.

Daging kambing panggang

Dan ternyata memang enak sekali, dagingnya walaupun tipis tetap juicy dan tidak meninggalkan after taste khas daging kambing, daging pun tidak berlemak, karena dipanggang melintang, sehingga lemak daging akan menetes kebawah. Daging dipanggang dengan cara diputar-putar, supaya matang merata. Dibelakang daging, terdapat sumber panas menggunakan arang yang dibakar. Enaaak.

Kebab kambing dan sup lentil

Kamis - Grand Bazaar
Salah satu pintu masuk Grand Bazaar

Setelah energi terisi maksimal, kami berjalan menuju ke Grand Bazaar untuk mencari souvenir. Grand Bazaar adalah salah satu pasar tertutup tertua dan terbesar di dunia. Pembangunan pasar ini dimulai pada tahun 1455 sesaat setelah penaklukan Konstantinopel, tujuan dibangun pasar ini adalah untuk memajukan perekonomian Istanbul. Seperti biasa, kami selalu disapa oleh mas mas penjaga toko dengan "Mari mari Malaysia bolehh", hehehe.

Tujuan pertama adalah ke toko shawl, saya pengen melihat, memegang dan meraba shawl merk terkenal Turki dengan harga fantastis, yang telah beredar di Indonesia secara online. Ternyata terbukti dengan kualitasnya yang tinggi, shawl ini disimpan didalam rak-rak, tidak dibeberkan di depan toko seperti shawl jenis lain. Saya jelas tidak beli hahaha, hanya membeli yang biasa saja. Saya pilih shawl polos warna basic seharga TL 40/item.

Sempat ngobrol dengan mas penjaga toko, karena kami penasaran kenapa jarang sekali bahkan hampir tidak ada wanita bertugas yang menjaga toko. Menurut mas penjaga, menjadi penjaga toko lumayan berat perjuangannya, karena harus bersaing dengan ribuan toko lain, dan harus aktif menawarkan dan menyapa pengunjung jika ingin tokonya dihampiri, selain itu, mereka mengikuti tradisi keluarga Muslim pada umumnya yaitu wanita bertugas mengurus rumah tangga dan para pria yang memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarga dengan berjualan di pasar.

Turkish Delight

Cukup membeli shawl, kami lanjut mencari Turkish Delight, cemilan manis dan lengket khas Turki. Bentuknya cantik berwarna-warni, berisi kacang, nougat, kismis, dan buah kering lainnya. Karena di pasar, harus siap untuk menawar supaya dapat harga lebih miring. Setelah tawar menawar yang berliku, kami diberi harga TL 70/Kg, termasuk kotak pembungkus cantik. Setelah dapat Turkish Delight, saya lanjut mencari sajadah untuk orang tua. Kami dapat sajadah unik, dengan berbagai pola motif dalam satu sajadah seharga TL 50-60 (agak lupa hehehe).

Karena kami tipe pelancong no barang tentengan tangan, belanja di Grand Bazaar dicukupkan, mengingat kotak Turkish Delight sudah pasti bulky di koper. Ruangan koper, kami sisakan untuk souvenir dalam jumlah massal yang belum terbeli.

Turkish Delight di Hafiz Mustafa

Setelah menaruh barang belanjaan di hotel, sambil rapih-rapih koper, karena Turkish Delight yang kami beli semua berukuran 1 Kg, maka kami memutuskan untuk jalan lagi ke arah Sirkeci, menuju toko Hafiz Mustafa, toko yang khusus jualan Turkish Delight dan Baklava. Kali ini tidak perlu nawar harga, karena sudah fix price, legaaa. Disini saya beli 1 kotak Turkish Delight berukuran kecil seharga TL 45, dan 3 pieces Baklava. Keduanya jenis cemilan manis, bahkan Baklava lebih manis lagi, terdiri dari layer pastry berlapis, dan beberapa jenis kacang, lalu dicelupkan ke madu atau sirup.

Jumat - Sholat Jumat di Blue Mosque
Blue Mosque

Hari ini adalah hari terakhir kami di Istanbul, sengaja disiapkan dengan jadwal yang longgar untuk dapat sholat Jumat tepat waktu. Sedari pagi, kami sudah berjalan menyusuri tempat di sekitar kompleks masjid, dan ternyata masih banyak museum dan landmark yang belum kami hampiri. Kami menuju ke Cemberlitas Column (tiang kuno sejak tahun 330 M), Islamic Art Museum, dan Hipodrome.

Ternyata walaupun di lokasi wisata populer, ada juga toko souvenir dengan harga miring di kompleks ini. Langsung kami serbu, dengan memilih barang yang tidak bulky dan tidak berat. Harga souvenir bervariasi, TL 1 saja sudah dapat barang yang layak dan lumayan otentik.

Mendekati waktu sholat, kami berjalan menuju Blue Mosque, dan duduk manis didalam masjid. Entah mengapa bila melihat jamaah berkumpul untuk sholat rasanya tenang dan damai. Banyak juga wanita sesama pelancong yang turut menunaikan sholat. Untuk wanita harus bersiap memakai kaos kaki dan penutup punggung tangan, karena mukena hanya ada di Indonesia. Setelah selesai sholat, kami makan di resto Kofte yang terletak di seberang Blue Mosque.

Perasaan sedih mulai terasa karena besok harus meninggalkan Istanbul, huhuhu. Liburan sudah selesaaai, dan Turki adalah liburan kami yang paling paling paling berkesan.

Sabtu - Check Out Hotel, Bandara Sabiha Gokcen, Bandara Hamad, Bandara Kuala Lumpur, Bandara Juanda

Pagi hari setelah sarapan, kami sudah bersiap dengan manis menunggu kendaraan shuttle berbayar, yang dipesan melalui staf hotel. Perjalanan dari hotel ke bandara memakan waktu sekitar 1 jam, karena kendaraan juga menjemput penumpang lain, di beberapa lokasi berbeda. Kendaraan berjalan menyeberang selat Bosphorus menuju ke Istanbul sisi Asia.

Beruntung penerbangan kami masih siang nanti jam 13:05, ternyata antrian menuju ke departure hall panjang sekaliiii. Ada beberapa penumpang yang memohon untuk didahulukan karena penerbangan mereka yang sudah mepet.

Kami sangat menikmati liburan di Turki, baik Cappadocia dan Istanbul. Karena itinerary yang tidak terlalu padat, serta lokasi hotel yang dekat dengan banyak destinasi wisata. Plus makanan halal dan masjid ada dimana-mana. Priceless !!!




 




Comments